Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem
yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (brake
drum), sepatu rem (brake shoe), dan silider roda (wheel cylinder). Pada
dasarnya jenis rem tromol yang digunakan roda depan dan belakang tidak
sama, hal ini dimaksudkan supaya system rem dapat berfungsi dengan baik
dan sesuai dengan persyaratan.
Adapun bagian–bagian utama rem tromol adalah sebagai berikut:
a)Silinder Roda (Wheel cylinder)
Fungsinya adalah untuk menekan brake shoe (sepatu rem) ke brake drum
(Tromol rem). Didalam silinder roda terpasang satu atau dua buah piston
beserta seal tergantung dari konstruksi rem tromolnya.Bila brake pedal
diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan kesemua
wheel silinder, tekanan didalam wheel silinder menekan piston kearah
luar dan selanjutnya piston menekan menekan brake shoe menggesek tromol
sehingga roda berhenti. Bila brake pedal dilepas maka, brake shoe
kembali keposisi semula oleh tarikan pegas, roda bebas.
b)Sepatu Rem (Brake shoe)
Berfungsi
untuk menahan putaran brake drum melalui gesekan. Pada bagian luar
brake shoe terbuat dari asbes dengan tembaga atau campuran plastik yang
tahan panas.
c)Pegas pengembali (Return Spring)
Berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem (Brake shoe) ke posisi semula pada saat tekanan
silinder roda turun.
d)Backing Plate
Berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum sekaligus sebagai dudukan silinder roda.
-MODEL REM TROMOL
Pada dasarnya terbagi dalam lima model, tiap model prinsipnya berbeda satu sama lain.
a)Model leading trailling Shoe
Konstruksi–kontruksi
sepatu primer dan sekunder dijamin oleh silinder yang mempunyai dua
buah piston dan bagian bawahnya dijamin oleh pin. Pada saat tromol
berputar sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Pada saat
sepatu leading mengerem baik sedangkan sepatu trailling cenderung
menahan putaran tromol. Sepatu kiri disebut leading dan sepatu kanan
disebut trailling.
Kedua leading trailing shoe menahan pengereman
yang dimana saat tromol berputar
kearah berlawanan maka leading shoe menjadi trailling shoe dan
sebaliknya.
b)Model two–leading
Kontruksi
model ini pada bagian atas sepatu primer dan sekunder di pasang sebuah
silinder roda dengan penyetel sepatu rem menjadi leading jika berputar
sebaliknya maka kedua sepatu rem menjadi trailling.
c)Model dual two–leading
Kontruksi
model ini dilengkapi dengan dua buah silinder roda yang dipasang di
atas dan di bawah sepatu primer dan sekunder. Pada model ini baik maju
maupun mundur kedua sepatu menjadi trailling.
d)Model Uni Servo
Konstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder di bagian atas sepatu primer dan
sekunder.
Bila pedal rem ditekan maka piston bergerak mendorong sepatu rem searah
putaran tromol. Akibatnya timbul gesekan dan diteruskan ke sepatu
sekunder. Gerakan sepatu trailling dijaga silinder roda dan tenaga rem
yang dihasilkan besar. Bila putaran tromol terbalik, maka kedua sepatu
rem akan menjadi trailling dan efek pengereman jelek.
e)Model Duo Servo
Kontruksi
model ini dilengkapi sebuah silinder roda dengan dua buah piston.
Tekanan dari silinder rem diseimbangkan oleh penyetel sepatu rem.
http://toturialotomotif.wordpress.com/2009/09/25/sistem-rem-tromol/
materi pembelajaran di smk
kembang api
Sabtu, 31 Agustus 2013
Jumat, 23 Agustus 2013
sistem pengapian
Sistem Pengapian
PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional.Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
1) Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup
Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.2) Saat platina membuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui
primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder
koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor
—-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi
—-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu
meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa
pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PADA MOBIL
Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen. Berikut
akan dijelaskan apa saja komponen sistem pengapian beserta dengan
fungsi masing-masing komponen sistem pengapian.
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik.
2.Kunci Kontak
2.Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik
pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada
kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal.
Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke
baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain
yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika
kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu
terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio,
tape dan lain-lainnya.
2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
3. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
MERAWAT SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap
kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem
pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian
bahan bakar yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam
kondisi baik maka sistem ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem
pengapian dengan cara membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau
mesin.Sistem Pengapian Konvensional
Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas.
Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal Advancer.
Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian.
Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri dengan alat yang terdapat pada kelengkapan kendaraan, alat dan bahan yang diperlukan, yaitu:
- Bahan : Grease (pelumas); amplas.
- Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10, 12, 19; obeng (+); obeng (-); feeler gauge; lampu 12 volt dengan dua kabel; multimeter.
- Spark plug cleaner and tester, merupakan alat untuk membersihkan dan memeriksa busi.
- Spark plug gauge, untuk mengukur dan menyetel celah busi.
- Tune up tester, untuk mengukur putaran dan sudut dweel.
- Timing tester, untuk mengetahui saat pengapian.
- Condensor tester, berfungsi untuk memeriksa kapasitas kondensor.
- Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
- Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
- Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
- Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
- Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
- Memeriksa koil pengapian.
- Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut dwell.
JENIS-JENIS GANGGUAN PADA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap
kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem
pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian
bahan bakar yang hemat.Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem lain.
Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.
No. | GEJALA | KEMUNGKINAN PENYEBAB | CARA MENGATASI |
1 | Mesin tidak dapat hidup (tidak ada percikan api di busi) | Busi mati atau deposit berlebihan. | Ganti busi atau bersihkan. |
Kabel tegangan tinggi bocor berlebihan. | Ganti kabel tegangan tinggi. | ||
Rotor tidak terpasang. | Pasang rotor. | ||
Urutan pengapian tidak benar. | Perbaiki urutan pengapian. | ||
Platina terganjal kotoran | Bersihkan kotorannya. | ||
Platina menutup terus atau membuka terus. | Setel celah platina atau sudut dwell | ||
Koil mati | Ganti koil | ||
Kondensor mati | Ganti kondensator | ||
Konektor kabel lepas | Pasang konektor kabel yang lepas | ||
Kabel putus | Ganti atau perbaiki kabel yang putus | ||
Kontak rusak | Ganti kontak | ||
2 | Mesin sulit hidup (percikan api dibusi kecil) | Deposit (penumpukan kerak) dibusi berlebihan. | Bersihkan atau ganti busi. |
Kabel tegangan tinggi bocor. | Ganti kabel tegangan tinggi. | ||
Tutup distributor kotor. | Bersihkan terminal ditutup distributor. | ||
Karbon ditutup distributor hilang. | Pasang karbon atau ganti tutup distributor. | ||
Tutup distributor retak. | Ganti tutup distributor. | ||
Urutan pengapian tidak benar. | Perbaiki urutan pengapian. | ||
Kontak platina kotor. | Bersihkan kontak atau ganti. | ||
Setelan celah platina tidak tepat. | Setel celah platina atau sudut dwell. | ||
Saat pengapian tidak tepat. | Saat setel pengapian | ||
Koil rusak. | Ganti koil. | ||
Kondensor rusak. | Ganti kondensor. | ||
Konektor kabel kotor. | Bersihkan terminal konektor kabel. | ||
3 | Terjadi ledakan di knalpot | Busi kotor. | Bersihkan busi atau ganti busi |
Platina kotor. | Bersihkan platina atau ganti. | ||
Saat pengapian terlalu mundur. | Stel saat pengapian. |
No. | GEJALA | KEMUNGKINAN PENYEBAB | CARA MENGATASI |
4 | Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas dilepas | Kerja vacum advancer kurang sempurna. | Perbaiki mekanisme vacum advancer. |
5 | Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas ditekan | Kerja centrifugal advancer kurang sempurna. | Perbaiki mekanisme centrifugal advancer. |
6 | Busi cepat kotor | Pemakaian busi yang tidak tepat | Ganti busi dengan tingkat panas yang tepat. |
Platina kotor. | Bersihkan atau ganti platina. | ||
Saat pengapian tidak tepat. | Stel saat pengapian. | ||
7 | Elektroda busi meleleh | Pemakaian tingkat busi yang terlalu panas. | Ganti busi dengan tingkat panas busi yang lebih dingin. |
Posisi Platina | Hasil Pengukuran | Keterangan |
Membuka | 12 volt | Baik |
0 volt | Platina hubung singkat | |
Kabel platina hubung singkat | ||
Tidak ada arus ke koil pengapian | ||
Menutup | 0 volt | Baik |
12 volt | Kontak platina terganjal kotoran | |
Kabel ke platina putus |
http://qtussama.wordpress.com/materi-kelas-xi-kendaraan-ringan/sistem-pengapian/
Pengertian Kopling Mobil
A. Pengertian Kopling
Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada kedua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis. Kopling biasanya tidak mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika beroperasi, namun saat ini ada kopling yang memiliki torsi yang dibatasi sehingga dapat slip atau terputus ketika batas torsi dilewati.
B. Tujuan Kopling
Tujuan utama dari kopling adalah menyatukan dua bagian yang dapat berputar. Dengan pemilihan, pemasangan, dan perawatan yang teliti, performa kopling bisa maksimal, kehilangan daya bisa minimum, dan biaya perawatan bisa diperkecil.
C. Manfaat Kopling
Kopling digunakan dalam permesinan untuk berbagai tujuan:
~. Untuk menghubungkan dua unit poros yang dibuat secara terpisah, seperti poros motor dengan roda atau poros generator dengan mesin. Kopling mampu memisahkan dan menyambung dua poros untuk kebutuhan perbaikan dan penggantian komponen.
~. Untuk mendapatkan fleksibilitas mekanis, terutama pada dua poros yang tidak berada pada satu aksis.
~. Untuk mengurangi shock load dari satu poros ke poros yang lain.
~. Untuk menghindari beban kerja berlebih. Untuk mengurangi karakteristik getaran dari dua poros yang berputar.
http://andiweb3.wordpress.com/2011/11/25/pengertian-dan-manfaat-kopling/
Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada kedua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis. Kopling biasanya tidak mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika beroperasi, namun saat ini ada kopling yang memiliki torsi yang dibatasi sehingga dapat slip atau terputus ketika batas torsi dilewati.
B. Tujuan Kopling
Tujuan utama dari kopling adalah menyatukan dua bagian yang dapat berputar. Dengan pemilihan, pemasangan, dan perawatan yang teliti, performa kopling bisa maksimal, kehilangan daya bisa minimum, dan biaya perawatan bisa diperkecil.
C. Manfaat Kopling
Kopling digunakan dalam permesinan untuk berbagai tujuan:
~. Untuk menghubungkan dua unit poros yang dibuat secara terpisah, seperti poros motor dengan roda atau poros generator dengan mesin. Kopling mampu memisahkan dan menyambung dua poros untuk kebutuhan perbaikan dan penggantian komponen.
~. Untuk mendapatkan fleksibilitas mekanis, terutama pada dua poros yang tidak berada pada satu aksis.
~. Untuk mengurangi shock load dari satu poros ke poros yang lain.
~. Untuk menghindari beban kerja berlebih. Untuk mengurangi karakteristik getaran dari dua poros yang berputar.
http://andiweb3.wordpress.com/2011/11/25/pengertian-dan-manfaat-kopling/
Kamis, 23 Mei 2013
cacat las
PENDAHULUAN
Sambungan las merupakan bagian yang paling rawan terjadi kegagalan pada.
Komponen mesin/konstruksi karena terjadi perubahan sifat material akibat
pengaruh panas dan kecenderungan terdapat cacat pengelasan pada sambungan. Pada
komponen/konstruksi yang mengalami beban dinamis berulang-ulang (fatique), hal
tersebut dapat merupakan sumber dan faktor pemacu penjalaran retak hingga umur
lelah sambungan turun drastis. Berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi
kerawanan tersebut seperti pengelasan yang benar sesuai WPS (Welding Procedure
Specification), kualifikasi juru las (Welder Qualification), inspeksi
sambungan las secara NDT (Non Destructive Test),
perlakuan shot peening dan lain sebagainya. Kelelahan material adalah proses
perubahan struktur dalam material secara terus menerus akibat adanya beban
(tegangan atau regangan) yang berulang-ulang sehingga terjadi retak ataupun
patah. Sedang shot peening adalah proses perlakuan mekanis yaitu partikel besi
ditembakkan dengan kecepatan tinggi ke permukaan material, sehingga terjadi
deformasi plastis pada lapisan permukaan. Akibat deformasi plastis ini akan
timbul tegangan sisa tekan pada. lapisan tersebut.
PEMBAHASAN
CACAT-CACAT
PADA PENGELASAN.
Semua jenis cacat las pada umumnya disebabkan
kurangnya pengetahuan dari welder / juru las terhadap teknik-teknik pengelasan
termasuk pemilihan parameter las. Oleh karena itu dari mulai pengelasan sampai
akhir pengelasan harus selalu diadakan pemeriksaan dengan cara-cara yang telah
ditentukan, misalnya secara visual, dye penetrant / dye check, radiography,
ultrasonic atau dengan cara-cara lain.
Cacat las/defect weld adalah suatu keadaan yang mengakibatkan turunnya
kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil las-an yang dimaksud adalah berupa
turunnya kekuatan dibandingkan kekuatan bahan dasar base metal atau tidak
baiknya performa/tampilan dari suatu hasil las. atau dapat juga berupa terlalu
tingginya kekuatan hasil las-an sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kekuatan
suatu konstruksi.
Terjadinya cacat las ini akan mengakibatkan banyak hal yang tidak
diinginkan dan mengarah pada turunnya tingkat keselamatan kerja, baik
keselamatan alat, pekerja/user/operator, lingkungan dan
perusahaan/industri/instansi. Di samping itu juga secara ekonomi akan
mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan pada gilirannya
industri/perusahaan/instansi tersebut mengalami kerugian atau penurunan laba.
Sedangkan definisi pengelasan sendiri adalah proses penyambungan antara dua
logam /baja atau lebih dengan menggunakan energi panas sebagai media-nya.
Karena proses ini maka logam disekitar las-an mengalami siklus termal cepat
yang menyebabkan terjadinya deformasi. Hal ini sangat erat hubungan-nya dengan
terjadinya cacat las yang mempunyai pengaruh fatal terhadap keamanan kontruksi
material yang di-las terutama pada bagian Lambung Kapal.
Cacat las pada umumnya dapat
dikategorikan seperti :
· Rounded
indication atau cacat bulat
· Linear
indication atau cacat memanjang
Rounded indication atau cacat bulat adalah merupakan cacat las yang
diperbolehkan apabila dimensi / ukuran panjang kumpulan cacat masih berada pada
cacat maksimum sesuai kriteria penerimaan yang dipakai, misal : liang-liang
renik (porosity)
Linear indication atau cacat memanjang adalah cacat yang tidak
diperbolehkan sama sekali (retak, penembusan kurang, peleburan kurang).
Macam-macam Cacat Las
Pengelasan
adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan menggunakanenergi
panas sebagai medianya. Karena proses ini maka logam disekitar lasan
mengalamisiklus termal cepat yang menyebabkan terjadinya deformasi. Hal ini
erat sekalihubunganyadengan terjadinya cacat
las yang secara umum mempunyai pengaruh yang fatal terhadapkeamanan
kontruksi material yang dilas.
Cacat las ada beberapa macam, yaitu
v Retak Las
Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan adalah retak
las yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni : retak dingin dan retak
panas.
· Retak dingin adalah retak yang
terjadi pada daerah las pada suhu kurang lebih 300oC. Sedangkan retak panas
adalahretak yang terjadi pada suhu diatas 500oC. Retak dingin tidak hanya
terjadi pada daerah HAZ(Heat Affected Zone) atau sering disebut dengan
daerah pergaruh panas tetapi biasanya terjadipada logam las. Retak dingin ini
dapat terjadi pada daerah panas yang sering terjadi. Dan retakan ini dapat
dilihat dibawah manik Ias, retak akar dan kaki, serta retak
melintang.
Retak dingin didaerah HAZ ini biasanya terjadi antara beberapa menit
sampai 48 jamsesudah pengelasan. Retak dingin ini disebabkan oleh :.
Ø Struktur daerah
pangaruh Panas.
Ø Hidrogen
difusi didaerah las.
Ø Tegangan.
·
Sedangkan retak panas dibagi menjadi dua kelas yaitu
retak karena pembebasan tegangan pada daerah pengaruh panas yang terjadi pada
suhu 500oC - 700oC dan retak yangterjadi pada suhu diatas 900oC yang terjadi
pada peristiwa pembekuan logam las. Retak panas sering teriadi pada logam
las karena pembekuan, biasanya berbentuk kawah dan retak memanjang.
Retak panas ini terjadi karena pembebasan tegangan pada daerah kaki
didalam daerah pengaruh panas.
Retak ini biasanya terjadi pada waktu logam mendingin
setelah pembekuan danterjadi karena adanya tegangan yang timbul, yang disebabkan
oleh penyusutan dan sifat bajayang
ketangguhannya turun pada suhu dibawah suhu pembekuan. Keretakkan las yang lainadalah
retak sepanjang rigi-rigi lasan retak disamping las dan retak memanjang
diluar rigi-rigilasan. Akan tetapi penyebab umum pada semua jenis keretakan las
ini adalah:
Ø Pilihan
jenis elektroda yang salah atau tidak tepat.
Ø Benda
kerja terbuat dari baja karbon tinggi.
Ø Pendinginan
setelah pengelasan yang terlalu cepat.
Ø Benda
kerja yang dilas terlalu kaku.
Ø Penyebaran
panas pada bagian-bagian yang di las tidak seimbang
v Penembusan Kurang Baik
Selain retak cacat las yang juga
sering terjadi, adalah penembusan las yang kurang dan jelek. Jika penembusan pengelasan
kurang maka akibat yang timbul pada
konstruksi adalahkekuatan konstruksi yang kurang kokoh karena penembusan
yang kurang. Karena kurangpenembusan inilah maka penyambungan tidak sempurna.
Penyebab dari penembusan yangkurang ini antara lain :
·
Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi.
·
Arus terlalu rendah.
·
Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil.
·
Benda kerja terlalu kotor.
·
Persiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik.
·
Busur las yang terlalu panjang.
v Pengerukan / Under
cut
Cacat las
yang lain adalah pengerukan atau yang sering disebut dengan under
cut
pada benda kerja. Pengerukan ini terjadi pada benda
kerja atau konstruksi yang termakan olehlas sehingga benda kerja tadi
berkurang kekuatan konstruksi meskipun sebelumnya telahdilakukan pengelasan.
Sebab-sebab pengerukan las antara lain :
·
Arus yang terlalu tinggi.
·
Kecepatan pengelasaan yang terlalu tinggi pula.
·
Busur nyala yang terlalu panjang.
·
Ukuran elektroda yang salah.
·
Posisi elektroda selama pengelasan tidak tepat.
·
Ayunan elektroda selama pengelasan tidak teratur.
v Keropos
Keropos merupakan cacat las yang juga sering terjadi
dalam pengelasan. Keropos ini bila didiamkan, lama kelamaan akan menebar
yangdiikuti dengan perkaratan atau korosi padakonstriksi sehingga kontruksi
menjadi rapuh karena korosi tadi. Cacat ini memangkelihatannya sepele akan
tetapi dampak yang ditirnbulkan oleh cacat ini cukupmembahayakan juga. Penyebab
keropos ini yakni :
Ø Busur
pendek.
Ø Kecepatan
mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Ø Kurang
waktu pengisian.
Ø Terdapat
kotoran-kotoran pada benda kerja.
Ø Kesalahan
memilih jenis elektroda.
v Bentuk Yang Tidak Sempurna
Jenis cacat ini memberikan geometri sambungan las yang tidak baik (tidak
sempurna) seperti: undercut, underfill, overlap, excessive reinforcement dan
lain-lain. Morfologi geometri dari cacat ini biasanya bervariasi. Pengerukan
ini terjadi pada benda kerja atau konstruksi yang termakan oleh las sehingga benda
kerja tadi berkurang kekuatan konstruksi meskipun sebelumnya telah dilakukan
pengelasan
Sebab-sebab pengerukan las antara lain :
· Ayunan
elektroda selama pengelasan tidak teratur.
· Kecepatan
pengelasaan yang terlalu tinggi pula.
· Busur
nyala yang terlalu panjang.
· Posisi
elektroda selama pengelasan tidak tepat.
· Ukuran
elektroda yang salah.
· Arus yang
terlalu tinggi
· sudut dari
brander dan bahan tambah yang tidak benar.
v Penggerutan Benda Kerja.
Pada dasarnya setiap logam bila dipanasi akan memuai
dan mengkerut bila di dinginkan.Bila salah satu permukaan las tipis dilas pada
arah memanjang, maka setelah dingin terjadilahpelengkungan atau
melenting atau deformasi.
Dan pada dua bilah plat tipis dilas (tanpa membuat pengikat lebih dulu) maka
kedua sisikampuh yang masih bebas akan bergeser, bahkan sampai kedua sisi
tersebut dapat berimpitPenyebab pengerutan adalah:
Ø Pengisian pengelasan kurang.
Ø Pengkleman
salah.
Ø Pemanasan yang berlebihan.
Ø Kesalahan
persiapan kampuh.
Ø Pemanasan
tidak merata.
Ø Penempatan
bagian-bagian yang disambung kurang baik.
Ø Salah
urutan pengelasan.
v Hot Cracking: yaitu retakan yang biasanya timbul pada saat vairan
las mulai membeku karena luas penampang yang terlalu kecil dibandingkan dengan
benda kerja yang akan yang akan dilas sehingga terjadi pendinginan.
v Underbread cracking: terjadi karena adanya hydrogen ataupun karena kuatnya
kontruksi penguat sampingan.dapat di tanggulangi dengan menggunakan elektroda
las low hydrogen atau pemanasan awal benda kerja sampai suhu 120 C.
v Luck of fussion: adalah cacat antara bahan dasar dengan logam las
tidak dapat di tanggulangi dengan menambah kuat arus ,ayunan las dapat di
tambah.
v Wearning foult: adalah timbuan las yang berlebihan di atasi dengan
menjaga kontinutias kecepatan pengelasaan.
v Penanggulangan Retak Las
Dalarn menghindari terjadinya retakan las pada daerah panas, atau usaha
penaggulanganyasupaya tidak terjadi retak pada las antara lain :
Ø Menggunakan elektroda yang betul, dalam hal
ini sedapat mungkin menggunakan elektrodadengan
fluk yang mempunyai kadar hydrogen rendah.
Ø Sebelum
mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari air, karat, debu,minyak dan zat organik yang dapat
menjadi sunrber hidrogen.
Ø Mendinginkan
perlahan-lahan setelah dilas.
Ø Membebaskan
kampuh dari kekakuan.
Ø Mengadakan pemanasan pendahuluan sebelum memulai pengelasan,
dengan cara ini retak lasdapat terhindarkan
v Penanggulangan Penembusan Las Yang Kurang
Baik
Cara untuk mengatasi cacat las
penembusan yang kurang baik dapat dilakukan denganlangkahlangkah sebagai berikut :
Ø Penyetelan
arus pengelasan yang tepat.
Ø Pengelasan
diperlambat dan stabil agar panas yang didapat lebih merata.
Ø Mengatur
kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair dengan baik.
Ø Memilih
diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran coakan.
Ø Membersihkan
benda kerja dari terak dan kotoran yang ada.
Ø Mempertahankan
panjang busur nyala yang tepat.
Ø Membetulkan
sudut kampuh.
v Penanggulangan Pengerukan las(Under
Cut)
Cara untuk mengatasi cacat las pengerukan/under
cut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Ø Menyetel
arus yang tepat.
Ø Mengurangi
kecepatan mengelas.
Ø Mempertahankan
panjang busur nyala yang tepat.
Ø Menggunakan
ukuran elektroda yang benar.
Ø Menyetel
posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan cairan
pengelasan.
Ø Mengupayakan
ayunan elektroda dengan teratur.
v Penanggulangan Cacat Las Karena Keropos.
Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagaiberikut:
Ø Mempertahankan
jarak busur yang baik.
Ø Mengurangi
kecepatan pengelasan atau kecepatan dipertinggi.
Ø Member
waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan gas.
Ø Membersihkan
benda kerja.
Ø Menggunakan elektroda yang tepat
CONTOH KASUS KECELAKAN YANG DI AKIBATKAN TERHADAP
SAMBUNGAN LAS
EKASI - Rel kereta
api yang patah di antara Stasiun Bekasi dan Stasiun Kranji, Jawa Barat, diduga
diakibatkan karena kerusakan pada sambungan las.Akibatnya, rel putus dan satu bagian penyok ke arah bawah.
Menurut seorang petugas maintenance PT KA yang memperbaiki sambungan rel tersebut, rel patah tepat di sambungan yang menggunakan perekat las di sisi sebelah kanan (dari arah Jakarta), sehingga satu bagian penyok ke bawah di antara bantalan beton, dan satu bagian lain normal. Posisi rel yang patah sekira 300 meter menjelang Stasiun Kranji dari arah Bekasi.
“Ini kami sedang perbaiki. Rel sudah retak tidak kuat. Mau diratakan dulu,” ungkap seorang petuga di lokasi, Minggu (11/7/2010).
Sebanyak delapan petugas tampak memperbaiki bagian rel agar mudah diratakan. Posisi rel penyok ke bawah sekira 5 centimeter.
Meski demikian petugas belum bisa memastikan apakah kerusakan karena faktor rel yang sudah retak.
“Kami masih memeriksa kemungkinan penyebab lain,” tambahnya.
Sementara itu lokasi patahnya rel dipenuhi warga yang ingin menyaksikan dari dekat proses perbaikan. Petugas sesekali memperingatkan warga karena satu jalur kereta menuju ke arah Bekasi, kini digunakan untuk dua arah.
Akibat insiden ini, perjalanan KA dan KRL dari arah Bekasi menuju Jakarta, maupun sebaliknya, mengalami penundaan. Kereta tertahan di Stasiun Bekasi dan Stasiun Cakung.
Menurut seorang petugas maintenance PT KA yang memperbaiki sambungan rel tersebut, rel patah tepat di sambungan yang menggunakan perekat las di sisi sebelah kanan (dari arah Jakarta), sehingga satu bagian penyok ke bawah di antara bantalan beton, dan satu bagian lain normal. Posisi rel yang patah sekira 300 meter menjelang Stasiun Kranji dari arah Bekasi.
“Ini kami sedang perbaiki. Rel sudah retak tidak kuat. Mau diratakan dulu,” ungkap seorang petuga di lokasi, Minggu (11/7/2010).
Sebanyak delapan petugas tampak memperbaiki bagian rel agar mudah diratakan. Posisi rel penyok ke bawah sekira 5 centimeter.
Meski demikian petugas belum bisa memastikan apakah kerusakan karena faktor rel yang sudah retak.
“Kami masih memeriksa kemungkinan penyebab lain,” tambahnya.
Sementara itu lokasi patahnya rel dipenuhi warga yang ingin menyaksikan dari dekat proses perbaikan. Petugas sesekali memperingatkan warga karena satu jalur kereta menuju ke arah Bekasi, kini digunakan untuk dua arah.
Akibat insiden ini, perjalanan KA dan KRL dari arah Bekasi menuju Jakarta, maupun sebaliknya, mengalami penundaan. Kereta tertahan di Stasiun Bekasi dan Stasiun Cakung.
KESIMPULAN
Kebanyakan kerusakan pada sambungan las disebabkan
oleh perambatan retak. Kerusakan pada konstruksi las akibat beban dapat dilihat
pada kerusakan patah getas yang dijumpai pada struktur sasis yang dilas.
Kerusakan ini terjadi disebabkan oleh retak-retak halus pada daerah pengaruh
panas atau sambungan las. Kemudian retak-retak tersebut merambat saat struktur
sasis menerima beban.
http://rizkaadi.blogspot.com/2012/10/kerusakan-terhadap-sambungan-las.html
Langganan:
Postingan (Atom)